Mungkin baginya, itu suatu yang biasa. Tapi tidak bagiku. Iya, sama aja bagi pihaknya. Apa yang menyesakkan dadanya tampak biasa bagiku.Kerna antara kita berbeda latar dan cara. Dan haruslah antara kita berdua untuk saling memahami dan tidak makin menyakiti.
Apa jua yang berlaku, pasti ada yang ingin Dia paparkan pada kita. Mungkin inilah petunjuk untuk aku 'move on' dengan rasa yang sia-sia..dan kembali fokus kepada tujuan hidup yang lebih aula.
Aku harus lebih logik, bukan membiarkan emosi menyelubungi diri dan jiwa, kerana tiada apa yang lebih menguntungkan, sedang ia menjadikan aku lebih menyesatkan...sesat dari meyakini hakikat seorang insan yang bertuhan dan punya Tuhan.
Bukan ini yang pertama, tapi seakan kita tidak belajar untuk memahami antara satu dengan yang lain. Mungkin kita belum benar matang untuk menghadam apa yang membungkam. Relakan saja. Lapangkan dada, bukakan telinga, untuk lebih serius menilai buruk baiknya.
Terima kasih. Maafkan aku kerana menjadi yang sebegini. Benci itu mungkin lebih layak untuk ditujahi.
Maaf. Walaupun kedengaran murah di mulutku.
Maaf.
#nuhassilu biha birridho..#
